Budidaya Substrat Organik-Budidaya Kelapa
deskripsi2
Ciri-ciri sabut kelapa
1, Perlindungan lingkungan ekologis: Sabut kelapa adalah jenis baru substrat tanam ekologis dan ramah lingkungan, sumber daya terbarukan;
2、 Nutrisi organik: sabut kelapa tidak hanya mengandung sejumlah besar elemen yang diperlukan untuk tanaman, elemen jejak, tetapi juga mengandung nutrisi organik yang kaya;
3、 Air dan bernapas: Dibandingkan dengan gambut, sabut kelapa mengandung lebih banyak lignin dan selulosa, berpori longgar, kinerja air dan aerasi lebih baik. Nilai PH sabut kelapa 5,5-6,5, nilai EC ≤ 600μs/cm. Kandungan bahan organik tanah gambut lebih dari 30%, tekstur lunak dan mudah gembur, proporsi 0,7-1,05, sebagian besar berwarna coklat atau hitam, mudah terbakar dan inspirasi, nilai pH umumnya 5,5 hingga 6,5, agak asam.
Abstrak Kultur Substrat
- Budidaya substrat adalah metode terbesar dalam budidaya tak dinodai. Ini memperbaiki tanaman di substrat organik atau anorganik, dengan metode irigasi tetes atau tetesan, dan memasok larutan nutrisi tanaman. Substrat budidaya dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik, atau diletakkan di saluran atau alur budidaya. Larutan nutrisi kultur substrat yang tidak bersirkulasi dikenal dengan sistem pembukaan, yang dapat menghindari penyebaran penyakit melalui sirkulasi larutan nutrisi.
- Kultur substrat memiliki kemampuan penyangga yang kuat, sehingga tidak ada kontradiksi antara kelembaban, unsur hara dan O2, serta peralatannya lebih sederhana dibandingkan hidroponik dan aeroponik, bahkan tanpa memerlukan tenaga, sehingga investasi lebih sedikit, biaya rendah. Metode budidaya ini banyak digunakan dalam produksi.
Keuntungan dari budaya substrat
(1) Untuk menghemat air. Tingkat penghematan air adalah 50-66,7%. efek penghematan air sangat jelas. Ini adalah salah satu langkah efektif untuk mengembangkan pertanian hemat air. Budidaya tanpa tanah tidak hanya menghemat air, tetapi juga menghemat pupuk.
(2) Bersih dan sanitasi. Penerapan budidaya tak dinodai adalah pupuk anorganik, tidak berbau, tidak memerlukan tempat kompos.
(3) Hemat tenaga kerja, pengelolaan mudah. Budaya yang tidak dinodai tidak perlu digarap, digali, atau disiangi.
(4) Untuk menghindari masalah penanaman terus menerus di tanah. Dalam pengolahan tanah, tanah mudah mengalami penumpukan garam, dan juga rentan terhadap penyakit tular tanah. Budidaya tanpa tanah adalah metode efektif untuk menghindari atau menghilangkan penyakit yang ditularkan melalui tanah.
(5) Bebas dari batasan regional, dan pemanfaatan ruang secara penuh.
(6) Bermanfaat untuk mewujudkan modernisasi pertanian yang merupakan simbol pertanian modern yang menjadikan produksi pertanian bebas dari batasan lingkungan alam.